Rabu, 09 Desember 2015

Pandangan Tentang MAPALA



Hai Sobat, apa kabar ?? Tetap tersenyum :) 
Sudah lama saya tidak pernah posting lagi, Kali ini saya mau share sedikit pandangan saya tentang MAPALA "Mahasiswa Pencinta Alam." mungkin masih banyak yang berfikir dan memandang MAPALA itu kejam, brutal, tidak teratur, terlalu keras, dan lain sebagainya. Tapi saya punya pendapat yang berbeda setelah saya ikut bergabung dalam organisasi tersebut. Padahal tidak pernah saya berpikir akan bergabung dalam Organisasi MAPALA dan akhirnya sampai saat ini saya ada dalam organisasi tersebut. Sudah banyak hal yang saya lihat, dengar, alami, dan pelajari di organisasi kepencinta alaman. Sehingga saya banyak mendapat pengalaman. Terimakasih untuk keluarga di MAPALA CAKRA BHUWANA POLITEKNIK NEGERI BALI.

yah langsung saja kembali ke topik pandangan tentang MAPALA !!!!!

Pencinta Alam adalah sebuah organisasi yang mencintai alam, melestarikan lingkungan, meneliti lingkungan, menikmati lingkungan, belajar dari lingkungan, melakukan petualangan ke alam bebas, organisasi yang punya anggota ulet, solid, loyal, cerdas dalam berpikir dan bereaksi.


Mahasiswa Pencinta Alam atau sering dikenal Mapala adalah organisasi pencinta alam yang beruanglingkup Perguruan Tinggi. Mapala Cakra Bhuwana merupakan Unit Kegitan Mahasiswa di Kampus Politeknik Negeri Bali. Dimana berasaskan Kekeluargaan, Kebersamaan dan Persaudaraan serta tidak bergerak dibidang Politik. Keanggotaan terdiri dari Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa. Anggota Biasa terdiri dari Anggota Pemula dan Anggota Inti. Anggota Pemula yaitu seluruh mahasiswa di lingkungan Politeknik Negeri Bali yang berminat dan memenuhi syarat untuk diterima menjadi anggota serta telah lulus Latihan Dasar. Anggota Inti yaitu seluruh anggota pemula yang telah lulus Latihan Pemantapan dan masih berstatus kuliah di Kampus Politeknik Negeri Bali, Anggota Luar Biasa terdiri dari Anggota Istimewa dan Anggota Kehormatan. Anggota Istimewa yaitu anggota mahasiswa pencinta alam Cakra Bhuwana yang sudah lulus dari Politeknik Negeri Bali, dan Anggota Kehormatan yaitu orang diluar organisasi yang berjasa terhadap organisasi yang ditetapkan dalam Sidang Tahunan.


Kegiatan UKM Mapala Cakra Bhuwana didasari atas dasar hobi berkegiatan di alam bebas. Kebanyakan Mahasiswa yang bergabung pada awalnya didasari berbagai alasan, mulai dari hanya sekedar ingin tahu tentang Mapala sampai yang memang ingin melanjutkan hobi di kepecinta alaman. Namun dalam perekrutan anggota akan ada penyeleksian dari organisai selain itu juga akan ada seleksi alam dimana mereka yang tidak menemukan kecocokan dalam organisasi Mapala akan mengundurkan diri dari organisai. Di UKM Mapala Cakra Bhuwana banyak yang diajarkan, dipelajari dan dikembangkan, mulai dari Sifat, Sikap, Fisik, Mental, Pengetahuan dan Keahlian.


Mapala sering dikaitkan dengan kebrutalan dan ketidakteraturan dan sering diplesetkan sebagai “Mahasiswa Paling Lama.” Tapi kami tidak pernah diajarkan dan belajar untuk brutal. Kami hanya diajarkan untuk mengalahkan rasa takut dan mengikuti kata hati. Ini semua bukan tanpa alasan. Karena dalam pergerakannya, cenderung berkegiatan di alam bebas. Kerasnya kehidupan di alam, dinginnya puncak gunung, dan kelamnya gua, menjadi sesuatu yang tak bisa dipisahkan dari Mapala. Tidak mengenal siang atau malam, Tidak mengenal hujan atau panas terik, tetap bergerak walau hanya berdua. Walaupun sebenarnya, sebagian besar dari anggota, merasakan itu semua: rasa takut, kedinginan, dan ngerinya kegelapan. Tapi, sebagian besar berusaha menikmatinya. Alam lah yang lebih banyak membentuk kami dan mengajarkan kepada kami tentang rasa takut. Alam juga yang memaksa kami untuk menaklukannya. Dan tentang Mahasiswa Paling Lama, tidak semua anggota seperti itu tergantung dari pribadinya masing – masing. Jika pribadinya memang malas kuliah sementara rajin di kegiatan karena alasan tertentu maka hal tersebut bisa saja terjadi.


Diajarkan dan belajar tentang tanggung jawab dan disiplin mengenalkan kami tentang arti diri kami sendiri. Kamu takkan bisa menelusuri hutan sesukamu, mendaki gunung sekehendakmu. Untuk menembus hutan misalnya, telat 5 menit saja, itu bisa berarti kamu akan bermalam disana atau mungkin jadi kamu akan di SAR / evakuasi. Disiplin dan tanggung jawab, semuanya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Itulah yang kami pelajari dan coba terapkan. Walaupun dalam penerapannya tidak semulus yang dipikirkan, setidaknya kami berusaha lebih baik dari orang kebanyakan. Bukan sombong, tapi kehidupan sehari-hari dan alam tempat kami bernaung yang memaksa kami untuk belajar dan menerapkan semua itu.


Diajarkan dan belajar hidup di alam bebas, mengajarkan tentang menikmati kesederhaan. Di kehidupan sehari-hari, kesederhaan mengajarkan untuk tidak menuntut. Nikmati apa yang kami punya, dan senangi apa yang orang lain punya. Tidak harus membenci orang lain dan kehidupan sendiri karena tidak mampu menggapai apa yang orang lain bisa gapai.


Diajarkan dan belajar kebersamaan dan kekeluargaan memupuk rasa kepedulian antar sesama makhluk hidup. Saling mengerti kepribadian dan sifat masing – masing, saling menjaga dan saling menghormati layaknya keluarga. Sehingga bisa menahan diri dan memposisikan diri dalam keluarga tersebut. Hal ini juga akan diterapkan dalam kehidupan sehari – haari dalam keluarga kita untuk membentuk keluarga yang harmonis. Kepedulian terhadap lingkungan juga sangat penting karena lingkungan merupakan tempat kita tinggal dan harus selalu dijaga.


Diajarkan dan belajar berhadapan dengan kematian dan belajar bertahan hidup karena kehidupan untuk bertahan hidup bukan untuk menunggu kematian. Alam tak mengenal kasta sosial. Tak mengenal rupa wajah. Dia bisa ramah seramah merpati, tapi bisa kejam seperti gagak yang mengkoyak tubuh yang tak berdaya. Ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Dalam kehidupan sehari-hari, ditengah-tengah kota, maupun ramahnya desa, kekejaman itu sebenarnya ada. Kehidupan itu tak pernah ramah. Berkegiatan di alam bebas akan selalu dihadapkan dengan kematian dan tidak ramahnya kehidupan. Kematian terasa dekat. Merasakan kematian juga mengajarkan untuk tidak takut kepada siapa pun dan apa pun, kecuali kebohongan dan kemunafikan. Kematian mengajarkan untuk berani menghadapi siapa pun.


Ada juga yang diajarkan dan dipelajari dalam UKM Mapala adalah belajar aplikasi seperti clambing, prusiking, dan lain sebagainya, belajar mengatasi konfik, belajar tentang manajemen, belajar mengembangkan kreatifitas, dan kesabaran. Di Mapala dibebaskan untuk berkreatifitas tanpa batas baik berkaitan dalam organisasi maupun di luar organisasi asalkan tetap pada hal yang positif. Kreatifitas akan sangat bermanfaat dimana saja, baik di alam bebas, di rumah, di masyarakat bahkan di kehidupan yang modern dan penuh persaingan. Kreatifias yang akan memberi nilai tambah pada keahlian dan kemampuan. Kreatifias memaksa kita untuk berfikir dan memanfaatkan apa yang ada dan menghasilkan hal yang baru maupun yang sudah ada dengan inovasi kita sendiri. Bahkan dapat belajar yang di luar bidang yang kita geluti dalam perkuliahan. Dan yang perlu diingat adalah “ Alam Memang Liar, Tapi Kami Bukan Anak Liar.”



SALAM LESTARI….
GINOK
CB 1426428